Senin, 11 Maret 2013

EKONOMETRIKA

Metodologi Ekonometrika
Para ahli ekonometrika tradisional menggunakan metodologi sebagai berikut dalam menganalisis permasalahan ekonomi.
1.   Merumuskan pernyataan atau postulat atau hipotesis;
2.   Membangun model matematis;
3.   Membangun model ekonometrik atau statistik;
4.   Mengumpulkan data;
5.   Mengestimasi parameter dari model ekonometrik;
6.   Menguji hipotesis;
7.   Meramalkan atau memprediksi;
8.   Mengimplementasikan model untuk tujuan kebijakan.
Berikut akan diberi suatu ilustrasi yang akan memperjelas pemahaman tentang ekonometrik yang berdasarkan pada postulat John Maynard Keynes.
5. Mengestimasi parameter dari model ekonometrik
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengestimasi parameter model ekonometrik untuk mendapatkan angka yang pasti dari β1 dan β2. Dengan menggunakan teknik analisis regresi (akan dijelaskan kemudian) ditemukan taksiran parameter model ekonometrik, sehingga modelnya akan menjadi sebagai berikut:
Y^ = -184,08+0,7064 X         (1.3)
Topi (^) pada Y menunjukkan bahwa persamaan tersebut merupakan hasil estimasi (penaksiran). Koefisien slope sebesar 0,7064 (≈0,71) menunjukkan bahwa kenaikan pendapatan riil 1 US$, secara rata-rata akan menaikkan pengeluaran konsumsi 71 sen US$. Di sini digunakan kata rata-rata karena hubungan antara pengeluaran konsumsi dan pendapatan merupakan sesuatu yang tidak pasti (nonexact).
Merumuskan pernyataan atau postulat atau hipotesis
John Keynes (1936) mengembangkan konsep fungsi ekonomi konsumsi agregat sebagai hubungan yang stabil antara pengeluaran konsumsi (consumer expenditure) dan pendapatan agregat (aggregate income). Keynes menyatakan, “Hukum dasar psikologis… bahwa laki-laki [wanita] secara aturan dan secara rata-rata meningkatkan konsumsi mereka ketika pendapatan mereka meningkat, tetapi peningkatan konsumsi tersebut tidak sebesar pendapatan mereka[1].
Secara singkat, Keynes mempostulatkan bahwa marginal prospensity to consume (MPC) yaitu tingkat perubahan konsumsi karena perubahan satu unit pendapatan lebih besar dari pada nol, tetapi lebih kecil dari pada satu.

[1] Keynes, John Maynard, “The General Theory of Employment, Interest and Money”, Harcourt Brace Jovanovich, New York, 1936, p. 36.
2. Membangun model matematis
Walaupun Keynes menyatakan adanya hubungan positif antara konsumsi dan pendapatan, tetapi tidak menspesifikasikan secara tepat bagaimana hubungan fungsional antara konsumsi dan pendapatan. Ahli matematika ekonomi akan menyarankan model matematis sebagai fungsi konsumsi Keynesian sebagai berikut:
Y = β1 + β2 X         0 < β2 < 1                 (1.1)
Y = Pengeluaran konsumsi
X = Pendapatan
β1 dan β2 merupakan model parameter atau intercept dan koefisien slope/kemiringan.
Persamaan (1.1) merupakan model matematis konsumsi dalam ilmu ekonomi. Variabel yang berada di sebelah kiri (Y atau pengeluaran konsumsi) merupakan variabel dependen (terikat) dan variabel yang berada di sebelah kanan (X atau pendapatan) merupakan variabel independen (bebas).

3. Membangun model ekonometrik atau statistik
Model matematis yang dibangun pada persamaan (1.1) mengasumsikan terdapat hubungan yang pasti (exact/deterministik) antara pengeluaran konsumsi dan pendapatan. Padahal, hubungan antarvariabel yang sesungguhnya bukanlah exact karena variabel yang mempengaruhi pengeluaran konsumsi bukan hanya pendapatan, namun juga beberapa variabel berpengaruh lain, seperti: jumlah anggota keluarga, usia, agama, dan lain-lain. Untuk mengakomodasi hubungan yang tidak pasti ini, ahli ekonometrika membangun fungsi konsumsi yang deterministik menjadi stokastik, seperti berikut:
Y = β1+β2 X + e       (1.2)
Persamaan (1.2) adalah perluasan dari persamaan (1.1) dengan menambahkan ε sebagai variabel random (stokastik) yang merupakan error atau kesalahan dari semua faktor lain yang mempengaruhi pengeluaran konsumsi tetapi tidak begitu dipertimbangkan.`

Tidak ada komentar:

Posting Komentar